Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa. Bachman (1990,dalam Angriawan, 2011:1) menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata lain Ragam Bahasa adalah variasi bahasa yang berbeda-beda yang disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan sebagainya.
Beberapa Faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
- Faktor Budaya atau Letak Geografis.
- Faktor Ilmu Pengetahuan.
- Faktor Sejarah.
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain itu, pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan pemakainya.
Ragam Bahasa dibagi berdasarkan beberapa cara :
1. Berdasarkan Cara Berkomunikasi
- Ragam Lisan
Ciri-ciri ragam lisan :
- Memerlukan orang kedua/teman bicara.
- Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
- Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat.
- Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
- Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
- Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
- Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh :
Penggunaan Bentuk Kata
– Nia sedang baca surat kabar.
– Ari mau nulis surat.
– Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
– Mereka tinggal di Medan.
– Jalan layang itu untuk mengatasi kamacetan lalu lintas
Penggunaan Kosa Kata
– Alzeta bilang kalau kita harus belajar.
– Kita harus bikin karya tulis.
– Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
Penggunaan Struktur Kalimat
– Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
– Dalam asah terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta
- Ragam Tulis
Ciri-ciri ragam tulis:
- Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
- Bersifat objektif.
- Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
- Mengemban konsep makna yang jelas.
- Harus memperhatikan unsur gramatikal.
- Berlangsung lambat.
- Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
- Selalu memakai alat bantu.
- Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.
- Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh :
- Saya sudah membaca buku itu.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng.
- Kita harus membuat karya tulis.
2. Berdasarkan Cara Pandang Penutur.
- Ragam Dialek.
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok banhasawan ditempat tertentu(lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat.logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung, mBayuwangi,atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an, gera’an. Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas; logat indonesia orang bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
- Ragam Terpelajar.
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedeaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut.
Tidak Terpelajar
|
Terpelajar
|
Pidio
|
Video
|
Pilem
|
Film
|
Komplek
|
Kompleks
|
Pajar
|
Fajar
|
Pitamin
|
Vitamin
|
- Ragam Resmi.
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
- Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
- Menggunakan imbuhan secara lengkap.
- Menggunakan kata ganti resmi.
- Menggunakan kata baku.
- Menggunakan EYD.
- Menghindari unsur kedaerahan.
- Ragam Tak Resmi.
Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi (lihat Keraf,1991:6). Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragambahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti semakin resmi bahas yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan- (lihat Sugono, 1998:12-13).
Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda adalah ragam bahasa santai/takresmi.
Tabel perbedaan contoh ragam:
RAGAM
|
CONTOH
|
Lisan
|
Saya sudah baca buku itu
|
Tulis
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Dialek
|
Gue udah baca itu buku
|
Terpelajar
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Resmi
|
Saya sudah membaca buku itu
|
Takresmi
|
Sudah saya baca buku itu
|
3. Berdasarkan Topik Pembicaraan.
- Ragam Politik.
- Ragam Hukum.
- Ragam Sosial dan Ragam Fungsional.
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
- Ragam jurnalistik.
- Ragam sastra.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.(ragam hukum)
2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)
KESIMPULAN:
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata lain Ragam Bahasa adalah variasi bahasa yang berbeda-beda yang disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan sebagainya.
Untuk ragam bahasa lisan sebaiknya menggunakan bahasa indonesia yang sopan dan baik dan ragam bahasa tulis juga penulisan dengan bahasa indonesia yang baik dan benar sesuai bahasa ejaan yang disempurnakan (EYD).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar